Laodikia atau Laodikea di tepi sungai Lycus dahulu juga dikenal sebagai Diospolis dan Rhoas; adalah kota metropolitan kuno di Phrygia Pacatiana, yang dibangun di tepi sungai Lycus, di Anatolia dekat desa modern Eskihisar (Eski Hissar), Denizli, Turki.
Laodikea terletak di perbukitan memanjang yang diapit oleh dua lembah sempit sungai Asopus dan Caprus, yang bermuara ke sungai Lycus. Kota ini semula disebut Diospolis, “Kota Zeus“, dan kemudian Rhodas, dan Laodikea, dikatakan didirikan oleh Antiokhos II Theos, pada tahun 261-253 SM, untuk menghormati istrinya Laodice, kemungkinan di lokasi kota tua sebelumnya. Kira-kira 17 km di sebelah barat Kolose, 10 km di selatan Hierapolis, sekitar 160 km di timur Efesus dan, menurut Strabo, berada di jalan utama. Terletak di daerah Phrygia, meskipun beberapa penulis purba menempatkannya di wilayah provinsi lain – tidak heran mengingat batas-batas wilayah ini sering tidak jelas dan tidak konsisten – misalnya Ptolemaeus dan Philostratus menyebutnya kota di daerah Caria, sedangkan Stefanus dari Byzantium menulis termasuk ke dalam wilayah Lydia.
Pada tahun 220 SM, Jenderal Achaeus menjadi rajanya. Kemudian tahun 188 SM, di bawah kekuasaan Kerajaan Pergamon, dan setelah 133 SM dikuasai oleh Kekaisaran Romawi.
Pada abad ke 1 SM, Laodikeia adalah salah satu kota di Anatolia. Kota kuno Laodikeia, terletak 6 km di utara provinsi Denizli, didirikan di titik geografis yang sangat nyaman dan di selatan sungai Lykos. Nama kota ini disebut sebagai “Laodikeia di tepi Lykos” dalam sumber-sumber kuno.
Karya seni besar di kota ini diperkirakan berasal dari abad ke-1 SM. Bangsa Romawi juga mementingkan Laodikeia dan menjadikannya pusat Konventus Kıbyra. Serangkaian koin berkualitas dicetak di Laodikeia pada masa pemerintahan Kaisar Caracalla. Banyak bangunan monumental dibangun di kota dengan kontribusi masyarakat Laodikeia. Fakta bahwa salah satu dari 7 gereja terkenal di Little Asia terletak di kota ini menunjukkan betapa pentingnya agama Kristen di sini. Namun kota ini kemudian hancur oleh peristiwa gempa bumi besar pada 60 M.
Dari keseluruhan gereja yang dituliskan di dalam Wahyu, Yesus sendiri menasihatkan gereja Laodikia dengan sangat keras. Karena dalam kondisinya, gereja ini hanya menjalankan pelayanan dengan biasa-biasa saja.
Dalam istilah lainnya, Yesus menyamakan gereja ini dengan orang percaya yang suam-suam kuku. Tidak dingin ataupun panas. Mereka hidup dengan kesombongan, tidak mempelajari firman Tuhan dengan sungguh dan buta akan kebenaran.
Meski keadaannya demikian, Yesus tetap menaruh kasih-Nya atas orang-orang percaya ini. Dia mau teguran tersebut membuat gereja ini bertobat dan berbalik kepada Allah.
Melalui gereja Laodikia, Yesus mengingatkan gereja saat ini bahwa Dia sekali-kali tidak pernah mengabaikan pekerjaan pelayanan orang-orang percaya. Sehingga Dia tidak akan segan-segan menegur mereka yang tidak sungguh-sungguh menjalankan pekerjaan Allah.
Dari ketujuh jenis gereja ini, yang manakah keadaan gerejamu saat ini? Bacalah Wahyu 2-3 pelan-pelan dan pahami apa yang Tuhan mau gereja lakukan supaya berkenan di mata-Nya.
Ps. Gabriel Hartanto
www.OnlineChurchMinistry.com
Leave a Reply