Smirna adalah kota kuno yang terletak di bagian tengah dan strategis di pantai Laut Aegea dari wilayah Anatolia. Karena kondisi pelabuhan yang menguntungkan, mudahnya dipertahankan dan hubungan darat yang bagus, kota Smirna berkembang menjadi penting. Lokasinya sekarang ini terletak di dalam daerah kota modern İzmir, Turki.
Ada dua lokasi bekas kota ini. Yang bertama dibangun dan menjadi besar pada masa Archaic Yunani sebagai pemukiman kuno orang Yunani di bagian Anatolia barat. Yang kedua, landasannya dihubungkan dengan Aleksander Agung, menjadi kota metropolitan pada masa Kekaisaran Romawi. Kebanyakan reruntuhan yang ditemukan sekarang ini berasal dari zaman Romawi, yaitu setelah gempa bumi pada abad ke-2 M
Sejumlah penjelasan diberikan mengenai asal usul namanya. Salah satunya berhubungan dengan mitologi Yunani mengenai orang Amazon bernama Smyrna, yang juga merupakan nama satu bagian kota Efesus, dan juga dikenali dalam bentuk “Myrina”, kota di Aeolis. Prasasti dan mata uang yang ditemukan sering bertuliskan Zmurna, Zmurnaios, “dari Smyrna”. Smirna juga merupakan kata Yunani kuno untuk mur.
Perode Yunani
Aleksander Agung mempunyai ilham untuk membangun kembali kota Yunani berdasarkan tata kota, yang menurut Strabo, sebenarnya dikerjakan di bawah pemerintahan Antigonus (316—301 SM) dan Lysimachus (301 SM—281 SM), yang memperluas dan memperkuat kota ini. Reruntuhan pusat kota (“acropolis”) yang disebut “crown of Smyrna” (mahkota Smirna), ada pada puncak terjal dengan ketinggian sekitar 1250 kaki, yang menjulang di bagian timur laut dari teluk. Kota modern İzmir dibangun di atas kota Yunani yang kemudian, sebagian di lereng bukit bundar yang oleh orang Yunani disebut Pagos (maknanya “bukit”) dekat ujung tenggara dari teluk, sebagian lagi di tanah rendah di antara bukit dan lautan. Keindahan kota Yunani, bergerombol di tanah rendah dan naik lapis demi lapis di bagian bukit, sering kali dipuji pada zaman kuno dan diperingati dalam mata-mata uang.
Zaman Romawi dan Byzantine
Sebagai salah satu kota Romawi penting di provinsi Asia,[5] Smirna bersaing dengan kota Efesus dan Pergamum untuk gelar “Kota Paling Utama di Asia.” Sebuah gereja Kristen berdiri di sini sejak awal sekali, mungkin bertumbuh dari koloni orang Yahudi. Merupakan salah satu dari “tujuh jemaat di Asia” yang disebutkan namanya dalam Kitab Wahyu.[6] Santo Ignatius dari Antiokhia mengunjungi Smirna dan kemudian menulis surat-surat kepada uskupnya, Polikarpus. Gerombolan orang Yahudi dan Yunani menyebabkan Polikarpus mati syahid pada tahun 153 M.[5] Ireneus, yang pernah mendengarkan Polikarpus ketika masih kecil, tampaknya berasal dari Smirna.[5] Penduduk kota lain yang terkenal dan dari zaman yang sama adalah Aelius Aristides. Polycrates melaporkan pergantian uskup-uskup termasuk Polikarpus dari Smryna, maupun yang lain di kota-kota terdekat misalnya Melito di Sardis.
Jemaat Smirna yang disebutkan dalam kitab Wahyu terletak di Kota Smirna, sekarang dikenal sebagai Izmir di Turki. Smirna adalah sebuah kota pelabuhan yang penting pada masa itu dan juga menjadi pusat perdagangan di wilayah Asia Kecil. Kota itu didirikan pada sekitar abad ke-11 SM.
Dalam kitab Wahyu, Yesus Kristus memberi surat kepada jemaat Smirna dan memuji jemaat itu karena telah bertahan dalam penderitaan dan tekanan. Yesus juga memberi tahu jemaat itu bahwa mereka akan menderita selama 10 hari, tetapi harus tetap setia sampai mati.
Bagi Yesus, gereja Smirna adalah teladan dari memikul salib Kristus. Mereka adalah jemaat yang tetap setia meskipun harus hidup menderita dan dalam kemiskinan. Mereka teguh dengan iman sekalipun keadaannya tidak baik.
Karena itulah, Yesus menyebut gereja ini sudah mendapatkan kekayaan kekal di surga.
“Aku tahu kesusahanmu dan kemiskinanmu–namun engkau kaya–dan fitnah mereka, yang menyebut dirinya orang Yahudi, tetapi yang sebenarnya tidak demikian: sebaliknya mereka adalah jemaah Iblis. Jangan takut terhadap apa yang harus engkau derita! Sesungguhnya Iblis akan melemparkan beberapa orang dari antaramu ke dalam penjara supaya kamu dicobai dan kamu akan beroleh kesusahan selama sepuluh hari. Hendaklah engkau setia sampai mati, dan Aku akan mengaruniakan kepadamu mahkota kehidupan.”
Wahyu 2: 9-10
Meski begitu, Yesus juga menegur mereka karena tidak tegas memberikan peringatan kepada jemaat yang menyebar fitnah dan perpecahan di tengah gereja.
Apa yang dialami gereja Smirna saat itu juga banyak dialami oleh gereja-gereja di masa ini. Ada begitu banyak tubuh Kristus yang rela menderita demi memikul salib. Namun di sisi lain, reputasi mereka yang penuh kasih membuat gereja tidak bisa bersikap tegas kepada para pengacau yang masuk ke dalam gereja.
Peninggalan kota Smirna kuno yang masih dapat dilihat pada saat ini adalah Agora (balai pertemuan). Bangunan itu dibangun oleh orang Yunani sekitar abad ke 4 SM. Namun, bagunannya hancur karena gempa bumi pada tahun 178 M. Pada masa kekaisaran Marcus Aurelias bagunan itu dicoba untuk dibangun ulang, tetap akhirnya harus berhenti pada abad ke-7 M.
Ada juga salah satu bagunan yang, walaupun bukan dibangun pada zaman kuno, tetapi bernilai sejarah tinggi, yaitu Gereja Santo Polikarpus. Letaknya di pusat Kota Izmir. Gereja itu didirikan pada abad ke-18, berdiri di atas situs gereja kuno yang didedikasikan untuk Santo Polikarpus, uskup Smirna yang menjadi martir pada abad ke-2 Masehi. Gereja itu tepatnya dibangun pada tahun 1625 atas izin Sultan Suleiman. Gereja itu sempat mengalami kebakaran hebat pada tahun 1680, tetapi dapat dipugar kembali pada tahun 1775 dengan izin dari otoritas Ottoman dan dengan dukungan dari Louis ke-16. Setelah dipugar, gereja itu berbentuk Basilika dengan tiga bagian tengah.
Ps. Gabriel Hartanto
www.OnlineChurchMinistry.com
Leave a Reply