Efesos atau sering juga disebut Efesus adalah kota Yunani kuno, dan di kemudian hari menjadi kota Romawi, di pesisir barat Asia Kecil, dekat Selçuk modern, Provinsi Izmir, Turki. Kota ini adalah salah satu dari dua belas kota anggota Liga Ionia pada masa Yunani Klasik. Pada masa Romawi, selama bertahun-tahun kota ini menjadi kota kedua terbesar di Romawi setelah kota Roma. Ephesos memiliki populasi sejumlah lebih dari 250.000 orang pada abad ke-1 SM, yang ketika itu menjadikannya sebagai kota terbesar kedua di dunia.
Kota ini dulunya terkenal karena adanya “Kuil (dewi) Artemis” (Temple of Artemis; selesai dibangun pada tahun 550 SM), salah satu dari Tujuh Keajaiban Dunia Kuno. Kaisar Konstantin I membangun kembali hampir keseluruhan kota ini dan mendirikan tempat-tempat mandi umum yang baru. Berdasarkan surat perintah “Maklumat Tesalonika” (Edict of Thessalonica) dari kaisar Theodosius I, kuil itu dihancurkan oleh massa yang dipimpin oleh St. Yohanes Krisostomus. Kota ini sebagian hancur akibat gempa bumi pada tahun 614 M. Pentingnya kota ini sebagai pusat perdagangan menurun karena pelabuhannya lambat laun ditumpuki oleh endapan sungai Cayster (Küçük Menderes).
Di kota Efesus itu pernah terdapat komunitas / jemaat kristen mula-mula yang oleh kitab Wahyu dicatat secara khusus. Jemaat di kota Efesus enjadi salah satu dari Tujuh Jemaat di Asia Kecil, juga dikenal sebagai Tujuh Jemaat di Asia (bahasa Inggris: The Seven Churches of Revelation, The Seven Churches of the Apocalypse atau The Seven Churches of Asia) merupakan tujuh gereja di Provinsi Romawi, Asia, (meliputi wilayah Asia Kecil, bukan seluruh benua Asia) yang disebutkan dalam Kitab Wahyu kepada Yohanes di Perjanjian Baru dalam Alkitab Kristen, khususnya pada pasal 1, 2 dan 3. Yohanes sedang berada di pulau Patmos dalam pembuangan atas perintah Kekaisaran Romawi karena mengajarkan iman Kristen. Ketika di sana ia mendapatkan penglihatan di mana ia melihat dan mendengar Yesus Kristus berbicara kepadanya dan memerintahkannya untuk menulis surat kepada tujuh jemaat tertentu, salah satunya jemaat yang ada di Efesus.
Diduga Yohanes menulis Injilnya di kota ini. Pada abad ke-5 kota ini menjadi tempat pertemuan besar orang Kristen, yang disebut “Konsili”, salah satu yang terkenal adalah “Konsili Efesos”. Jemaat Efesus terletak di Kota Efesus di wilayah Asia Kecil, sekarang dikenal sebagai Turki. Efesus adalah sebuah kota pelabuhan yang penting pada masa itu dan menjadi pusat perdagangan di wilayah Asia Kecil. Efesus juga dikenal sebagai pusat kegiatan kebudayaan dan seni pada masa itu.
Yesus menyebutkan bahwa gereja Efesus adalah gereja yang melakukan pelayanannya dengan disiplin, setia, menegakkan kebenaran dengan tegas serta menerapkan doktrin yang sehat bagi jemaatnya. Jemaat Efesus dipuji karena telah menguji orang-orang yang mengaku sebagai rasul dan menjelaskan bahwa jemaat itu membenci ajaran kaum Nikolaus. Namun, Yesus juga menegur jemaat itu karena telah meninggalkan kasih mereka yang semula.
“Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu. Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat, bahwa engkau telah mencobai mereka yang menyebut dirinya rasul, tetapi yang sebenarnya tidak demikian, bahwa engkau telah mendapati mereka pendusta. Dan engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku; dan engkau tidak mengenal lelah.”
Wahyu 2: 2-3
Sayangnya, jemaat di Efesus ini perlahan-lahan mengalami kemerosotan dan mereka mulai kehilangan kasih terhadap sesama. Dan karena hal itu Yesus memperingatkan gereja ini untuk segera bertobat dan kembali kepada kasih mula-mula.
Kisah gereja Efesus sangat relevan dengan apa yang terjadi hari-hari ini kepada gereja yaitu bahwa mereka bertekun dalam pelayanan, tapi kehilangan kasih mula-mula.
Jejak kota Efesus kuno, masih bisa kita lihat pada situs Arkeologi Efesus. Situs ini terletak di daerah selatan kota Selçuk. Situs ini berisi reruntuhan dari kuil Artemis, Perpustakaan Celsus, teater, pasar, dan struktur bangunan lainnya yang dibangun pada masa Yunani Kuno dan Romawi. Ada juga reruntuhan Basilika St. Yohanes (Rasul Yohanes). Basilikia itu dibangun oleh Justinian I pada abad ke-6, yang diyakini berdiri di atas situs pemakaman Rasul Yohanes.
Ps. Gabriel Hartanto
www.OnlineChurchMinistry.com
Leave a Reply